Pengujian Hipotesis
BAB 7. Pengujian Hipotesis
Banyak
pendapat yang menjelaskan arti dari pengujian hipotesis tersebut. Berikut akan
dijabarkan beberapa pengertian dari berbagai refrensi yang ada.
Sutrisno Hadi,
dalam bukunya yang berjudul “Statistika” istilah
hipotesa sebenarnya adalah kata majemuk, terdiri dari kata-kata hipo dan tesa. Hipo besrasal dari bahasa yunani hupo, yang berarti dibawah, kurang atau lemah. Tesa berasal dari
bahasa yunani thesis, yang berarti
teori atau proposisi yang disajikan sebagai bukti. Jadi hipotesa adalah
pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan
kenyataannya.
J. Supranto,
hipotesa pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin
benar dan sering dipergunakan untuk dasar pembuatan keputusan atau pemecahan
persoalan atau untuk dasar penelitian yang lebih lanjut.
Soegyono Mangkuatmojo,
hipotesis (atau lengkapnya hipotesis statistik) merupakan suatu anggapan atau
suatu dugaan mengenai populasi.
Sebelum
menerima atau menolak sebuah hipotesis, seorang peneliti harus menguji
keabsahan hipotesis tersebut untuk menentukan apakah hipotesis itu benar atau salah.
Pengujian
Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah
menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi . Ciri-ciri
Hipotesis yang baik adalah (1) Hipotesis harus menyatakan hubungan ; (2)
Hipotesis harus sesuai dengan fakta ; (3) Hipotesis harus sesuai dengan ilmu ;
(4) Hipotesis harus dapat diuji ; (5) Hipotesis harus sederhana ; (6) Hipotesis
harus dapat menerangkan fakta.
2.2.
Fungsi Hipotesis
1.
Menguji teori, artinya berfungsi
untuk menguji kesahihan
teori. Pernyataan teori dalam
bentuk yang teruji disebut hipotesis. Teori adalah satu satu prinsip yang
dirumuskan untuk menerangkan
sekelompok gejala/peristiwa yang saling berkaitan. Teori menunjukkan
adanya hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain.
2.
Menyarankan teori
baru, apabila hasil
pengujian hipotesis dapat
membentuk proposisi, asumsi atau penjelasan tentang suatu peristiwa.
3.
Mendeskripsikan fenomena sosial, artinya
hipotesis memberikan informasi kepada peneliti tentang apa yang nyata-nyata
terjadi secara empirik.
2.3.
Jenis
Kesalahan (Type of Error)
Ada dua jenis
kesalahan yang bisa terjadi di dalam pengujian hipotesa. Kesalahan itu bisa
terjadi karena kita menolak hipotesa padahal hipotesa itu benar atau kita
menerima hipotesa padahal hipotesa itu salah. Kesalahan yang disebabkan karena
kita menolak hipotesa padahal hipotesa tersebut benar, disebut kesalahan jenis
I, sebaliknya kesalahan yang disebabkan karena kita menerima hipotesa padahal
hipotesa itu salah disebut kesalahan jenis II.
2.4.
Jenis
Pengujian
Berdasarkan
Jenis Parameter,
Pengujian
hipotesis tentang rata-rata,
pendapat
anggapan yang merupakan hipotesa, apabila dipergunakan untuk membuat keputusan
atau untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya, harus diuji terlebih dahulu.
Setiap keputusan seyogyanya didasar atas hasil pengujian hipotesa.
·
Pengujian hipotesis satu rata-rata
Pengujian hipotesis satu rata-rata
Pengujian hipotesa dan
aturan permainan :
I.
Ho : U = Uo, kalau Zo > Zα, Ho
ditolak
Ha : U > Uo, kalau Zo < Za, Ha diterima
II.
Ho : U = Uo, kalau Zo < Zα, Ho
ditolak
Ha : U < Uo, kalau Zo > Za, Ha diterima
III.
Ho : U = Uo, kalau Zo > Zα/2 atau Zo
< - Zα/2, Ho ditolak
Ha : U ≠ Uo, kalau - Zα/2
< Zo < Zα/2, Ha diterima
Contoh
soal :
Menurut
pendapat seorang pejabat dari departemen sosial rata-rata penerimaan perbulan
anak-anak penjual koran di suatu ibu kota provinsi sebesar Rp. 7000 dengan
alternatif lebih besar dari itu. Diketahui simpangan baku dari penerimaan
sebesar rp. 1600. Untuk menguji pendapatnya telah diselidiki 256 orang anak
yang dipilih secara acak. Ternyata rata-rata penerimaan mereka sebesar Rp.
7100. Dengan menggunakan α = 5% ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 256 ; a = 5% ; mo = 7000 ; sd = 1600 ;
X = 7100
a. Formula Hipotesis
Ho : m
= 7000 Ha : m < 7000
b. Taraf nyata dan
nilai Z tabel
a = 5% Z0,05 = -1,64
(Uji sisi kiri)
c. Kriteria
pengujiannya
Ho diterima jika : Zo ≥ -1,64
Ho ditolak jika : Zo < -1,64
d. Uji Statistik
Zo = (7100 - 7000) / (1600) = 1
maka Zo < -1,64 è Ho diterima
e. Kesimpulan
rata-rata penerimaan
anak penjual koran sebesar Rp. 7000 per bulan.
·
Pengujian
hipotesis beda dua rata-rata
Perumusan
hipotesanya sebagai berikut
Ho : U1 – U2 = 0 atau
U1 = U2 (tak ada perbedaan berarti sama)
(1)
Ha : U1 – U2 > 0 (ada perbedaan U1
> U2)
(2)
Ha : U1 – U2 < 0 (ada perbedaan U1 <
U2)
(3) Ha
: U1 – U2 ≠ 0 (U1 berbeda dengan U2)
a)
n > 30 (sampel besar)
b)
n < 30 (sampel kecil)
to mempunyai distribusi
t dengan derajat kebebasan sebesar n1 + n2 – 2.
Contoh
soal :
Seorang pemilik toko yang menjual dua macam lampu, merk A
dan B. Berpendapat bahwa tidak ada perbedaan di dalam rata-rata lamanya menyala
dari kedua merk tersebut dengan alternatif ada perbedaan (tak sama). Untuk
maksud pengujian dinyalakan 100 buah lampu dan 50 buah bola lampu merk A dan B.
Merk A mampu menyala rata-rata 952 jam sedangkan merk B 987 jam, masing masing
dengan simpangan baku 85 jam dan 92 jam. α= 5% ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui :
nA = 100 ; nB = 50 ; XA
= 952 ; XB = 987 ; SA = 85 ; SB = 92 ; a
= 5% ;
a. Formula Hipotesis
Ho : m
= 7000 Ha : m < 7000
b. Taraf nyata dan
nilai Z tabel
a = 5% Zα/2 = 1,96
c. Kriteria
pengujiannya
Ho
: U = Uo, kalau Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2, Ho ditolak
Ha : U ≠ Uo, kalau - Zα/2
< Zo < Zα/2, Ha diterima
d. Uji Statistik
Zo
= -2,26 < -1,96 maka tolak Ho.
e. Kesimpulan :
rata-rata lamanya
menyala dari dua lampu yang berbeda tersebut tidak sama.
·
Pengujian
hipotesis beda tiga rata-rata
Kalau
objek yang akan di perbandingakan rata-ratanya lebih dari dua harus menggunakan
F test. Akan tetai kalau banyaknya objek yang akan diperbandingkan hanya ada 2
(k=2) cara pengujian cukup menggunakan z (normal test) atau t (t test) bisa
ditunjukkan bahwa tv2 + f1, v, dimana v =derajat
kebebasan.
Ho : U1
= U2 = . . . . = Uk
Ha : tak
semua sama
Variance antara
rata-rata sampel
Rumus V.2
Rumus V.3
Rumus V. 4
Rumus V.5
Fo =
Contoh
soal :
Seorang
ahli pemasaran berpendapat bahwa tidak ada perbedaan rata-rata harga suatu
jenis barang dari tiga pasar dengan alternatif ada perbedaan. Untuk keperluan
pengujiannya pendapat itu dilakukan penelitian terhadap barang perminggu.
Selama 4 minggu dan hasilnya sebagai berikut :
Minggu
|
pasar
|
|||
P1
|
P2
|
P3
|
||
I
|
22
|
22
|
25
|
|
II
|
21
|
25
|
29
|
|
III
|
26
|
24
|
28
|
|
IV
|
23
|
25
|
30
|
|
Rata-rata
|
23
|
24
|
28
|
25
|
X1
|
X2
|
X3
|
X
|
Dengan menggunakan α =
5%, ujilah pendapat tersebut !
Penyelesaian :
= ½ {(23-25)2 + (24-25)2
+ (28-25)2} = 7
= 3,78
Fo = 28/3,78
= 7,41
Fα (V1, V2)
= F 0.05 (k-1), k (n-1) = 4,26
Oleh karena Fo = 7,41
> F tabel 4,26 ; maka Ho ditolak. Berarti ada perbedaan harga rata-rata dari
3 pasar tersebut atau rata-rata hanya dari tiga pasar tidak sama.
Pengujian hipotesis tentang proporsi
Pengujian hipotesis satu proporsi, Dalam
praktek sering kali pendapat tentang proporsi (persentase) yang harus di uji,
misalnya persentase barang yang rusak 25%. Pengujian hipotesisnya dinyatakan
dalam proposrsi. Cara pengujiannya sama seperti menguji rata-rata.
|
Ha : p > po
Ha : p < po
Ha : p ≠ po
Contoh
soal :
Seorang
pejabat Bank Budidaya berpendapat bahwa petani pemimjam kredit bimas yang belum
mengembalikan kreditnya kembali sebesar 70% dengan alternatif lebih kecil dari
itu. Untuk menguji pendapatnya itu kemudian diteliti sebanyak 225 orang petani
peminjam kredit bimas ternyata ada 150 orang yang belum mengembalikan kredit.
Dengan α = 10% ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian :
Ho : p = 0,07 ; n = 225
; X = 150
Ha : p < 0,07 ; α =
10% ; Zα = 1,28 (dari tabel normal)
Oleh karena Zo = -1,09
> -1,28 maka Ho diterima, berarti pendapat tersebut benar.
Pengujian hipotesis beda dua
proporsi, Dalam prakteknya mungkin ada persoalan mengenai
perbedaan antara dua proporsi, misalnya tidak ada perpedaan persentase penduduk
yang setuju KB dari dua desa dan sebagainya.
(ṗ dibaca p “cup”)
P lebih baik
diperkirakan dengan
Contoh
soal :
Seorang
pejabat dari direktorat jendral pajak berpendapat bahwwa persentase wajib pajak
yang belum membayar pajak dari dua daerah adalah sama dengan alternatif tidak
sama. Untuk menguji pendapatnya itu telah diteliti sebanyak 200 orang wajiba
pajak dari daerah yang satu, ternyata ada 7 orang yang belum membayar pajak,
sedangkan dari 400 orang yang wajib bayar pajak dari daerah yang ke dua ada 10
orang yang belum membayar pajak. Dengan menggunakan α = 5% ujilah pendapat
tersebut!
Penyelesaian :
Ho : p1
= p2 ; Ha : p1 ≠ p2
N = 200 ; X1 = 7 ; n2 =
400 ; X2 = 10 ; α = 5% ; Zα/2 = 1,96 dari tabel normal
Oleh karena Zo
= 0,71 terletak antara -1,96 dan 1,96 maka Ho diterima, berarti
bahwa persentase wajib pajak yang belum membayar pajak dari dua daerah adalah
sama.
Pengujian hipotesis beda tiga
proporsi, Dalam praktik sering ada pendapat yang perlu
diuji/persentase barang yang rusak dari 3 pabrik sama (tidak berbeda).
Contoh
soal :
Seorang
pejabat dari BKKBN (badan koordinasi keluarga berencana nasional) berpendapat
bahwa tidak ada perbedaan persentase penduduk yang setuju KB dari empat tingkat
pendidikan dengan alternatif ada perbedaan. Untuk menguji pendapatnya itu telah
diteliti 1600 penduduk dan hasilnya sebagai berikut.
SLTP
|
SMA
|
SM
|
S
|
jumlah
|
|
Setuju
|
312 (315)*
|
348(375)
|
243(225)
|
297(285)
|
1200
|
Tidak setuju
|
108(105)
|
152(1250
|
57(75)
|
83(95)
|
400
|
jumlah
|
420
|
500
|
300
|
380
|
1600
|
*) angka dalam kurung
adalah frekwensi harapan
dengan menggunakan α =
1%, ujilah pendapat tersebut
penyelesaian :
Ho :
p1=p2=p3=p4=p
Ha : tidak semuanya
sama
α = 1% (0,001), X20,01
(3)= 11,341 9dari tabel X2)
eij = ; ;
; , dan seterusnya.
oleh karena = 15,572 > dari X2α 11,341
maka Ho ditolak berarti persentase penduduk yang setuju KB tidak
sama untuk semua tingkatan pendidikan.
Pengujian hipotesis tentang varian
Pengujian hipotesis satu varian, Sering
kali dalam praktik pengetahuan tentang variance yang dipergunakan sebagai
ukuran variasi dari suatu kumpulan nilai hasil observasi sangat penting untuk
diketahui.seperti kita ketahui, kalau suatu sampel random ditarik dari suatu
populasi dengan distribusi normal, maka ratio = yaitu mengikuti fungsi kai skwer dengan
derajat bebas (n-1). Ratio tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk pengujian
hipotesa, perumusan hipotesa seperti halnya dengan rata-rata proporsi adalah
sebagai berikut :
Ho : σ2 = σ2
; Ha : σ2 > σ2 ; Ha : σ2 < σ2
; Ha : σ2 ≠ σ2
Contoh
soal:
Suatu
perusahaan makanan ternak, ingin mengetahui apakah sejenis makana baru dapat
mengurangi variasi berat ternak sebagai akibat dari jenis makanan tersebut.
Pemilik perusahaan tersebut beranggapan, setelah ternak diberi makanan tersebut
selama 3 bulan, akan tercapai variasi berat dinyatakan dalam variance sebesar
1600 pon, dengan alternatif lebih kecil dan itu hampir sama (homogen). Dipilih
sebagao sampel acak kemudian diberikan makana barui tersebut selama 3 bulan.
Setelah 3 bulan dilakukan penimbangan
ternyata diperoleh variance berat badan sebesar 1000 pon. Dengan
menggunakan α = 0,025 ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian ;
Ho : σ2 =
1600 ; Ha : σ2 < 1600 ; n = 30 ; S2 = 1000
,
α = 0,025,
karenapengujian ini menggunakan sebelah kiri kurva maka dari tabel X2
dengan derajat kebebasan (n-1) = 30-1 = 29, diperoleh P(X2>16,
0471) = 1- α = 0,975
dengan demikian X20.975
(29) = 16,0471 = 16,05. Oleh karena X2 > X20.975
(29) terletak didaerah penerimaan maka Ho diterima. Berati
anggapan pemilik perusahaan makanan ternak yang mengatakan bahwa variance berat
ternak sebesar 1000 pon dapat diterima.
Pengujian
hipotesis kesamaan dua varian
Ho : σ2 = σ2
; Ha : σ2 ≠ σ2 ; Fo = ; Fo mengikuti fungsi F dengan derajat
kebebasan sebesar (n1-1), (n2-2).
Contoh
soal :
Seorang insinyur
peternakan mempunyai anggapan bahwa variasi sejenis ternak yang diberi makanan
ternak dari dua merk/pabrik yang berbeda
katakan A dan B. Sama (tidak berbeda) dengan alternatif tidak sama. Untuk
menguji pendapatnya, 50 ekor ternak tersebut dipilih secara acak . sebagai
sampel 25 ekor diberi makanan A dan 25 ekor lainnya diberi makanan B. Setelah 3
bulan berat badan ternak tersebut ditimbang, variance berat dihitung, dengan
makanan A variance berat badan 900 pon sedangkan dengan B 1400 pon, dengan α =
5% ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian :
Ho : σ2 = σ2
; Ha : σ2 ≠ σ2
; nA =nB = 25, SA2 = 900 ; SB2 = 1400
Karena SB2>SA2,
SB2 = S12, SA2=S22
, nB = n1, nA = n2
Fo =
1400/900 = 1,555
Fα (v1, v2) = Fα.
(n1-1), (n2-1) = F0,05 (24), (24) = 1,98 dari tabel F
Oleh karena Fo = 1,555
< F0,05 (24), (24) = 1,98, maka Ho diterima. Berarti tak ada perbedaan
variasi berat badan ternak sebagai akibat dari merk makanan yang berbeda.
Berdasarkan
Jumlah Sampelnya
a.
Pengujian hipotesis sampel besar
pengujian hipotesis
yang menggunakan sampel n > 30
b.
Pengujian hipotesis sampel kecil
pengujian hipotesis
yang menggunakan sampel n ≤ 30
Berdasarkan
Jenis Distribusinya
a.
Pengujian hipotesis dengan Distribusi Z
pengujian
hipotesis yang menggunakan distribusi Z sebagai Uji statistik.
1. Uji Hipotesis
rata-rata
2. Uji Hipotesisi beda
dua rata-rata
3. Uji Hipotesis
proporsi
4. Uji Hipotesis beda
dua proporsi
b.
Pengujian hipotesis dengan Distribusi t
pengujian
hipotesis yang menggunakan distribusi t
sebagai Uji statistik.
c.
Pengujian hipotesis dengan Distribusi F
pengujian
hipotesis yang menggunakan distribusi F
sebagai Uji statistik.
Berdasarkan
arah atau bentuk formulasinya
a.
Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)
pengujian
hipotesis dimana hipotesis nol berbunyi “sama dengan” dan alternative berbunyi
“tidak sama dengan”.
Ho : q = qo ; Ha : q ≠
qo
b.
Pengujian hipotesis pihak kiri / sisi kiri
c.
Pengujian hipotesis pihak kanan/sisi kanan
2.5.
Prosedur
pengujian hipotesis
Menentukan
formulasi hipotesis
Hipotesis nol, Hipotesis
nol yaitu (Ho) dirumuskan sebagai pernyataan yang akan diuji. Rumusan pengujian
hipotesis, hendaknya Ho dibuat pernyataan untuk ditolak. Hipotesis nihil/nol
yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara dua variabel atau
lebih atau tidak adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih
Hipotesis Alternatif / Tandingan
(Ha / H1), Hipotesis alternatif dirumuskan sebagai
lawan /tandingan hipotesis nol. Hipotesis alternatif (a) yaitu hipotesis yang
menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih atau adanya perbedaan
antara dua kelompok atau lebih.
Bentuk Ha terdiri atas
:
Ho : q = qo ; Ha : q > qo ; Ha : q < qo Ha : q ≠ qo
Tentukan
taraf nyata (Significant Level)
Taraf
nyata (a) adalah besarnya toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata dalam bentuk % umumnya
sebesar 1%, 5% dan 10% ditulis α 0,01; α 0,05 ; α 0,1. Besarnya kesalahan
disebut sbg daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah
penolakan (region of rejection).
Uji
rata-rata uji proporsi
Uji rata-rata proporsi
|
I
|
II
|
III
|
Formulasi
Hipotesis
|
Ho :
m = mo
Ha
: m > mo
|
Ho :
m = mo
Ha
: m < mo
|
Ho :
m = mo
Ha
: m ≠ mo
|
Kriteria
Pengujiannya
|
Ho diterima jika Zo ≤ Za
Ho ditolak jika Zo > Za
|
Ho diterima jika Zo ≥ -Za
Ho ditolak jika Zo < -Za
|
Ho diterima jika
-Za/2 ≤ Zo ≤ Za/2
Ho ditolak jika
Zo<-Za/2 ;Zo>Za/2
|
Membuat kesimpulan
Pembuatan
kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan
hipotesis nol yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya.
Hipotesis
Berdasarkan explanasinya
Hipotesis Deskriptif, Pengujian
Hipotesis Deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi
hasil penelitian yang didasarkan pada satu jenis sampel. Sehingga kesimpulan
pengujian hipotesis deskriptif adalah apakah sampel dapat digeneralisasikan
atau tidak dapat digeneralisasikan. Dengan demikian variabel penelitiannya
bersifat mandiri sehingga hipotesis ini tidak dalam bentuk perbandingan atau
hubungan antar dua lebih variabel.
Hipotesis Komparatif, Pengujian
Hipotesis Komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk
perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Bila Ho
diterima dalam uji hipotesis, berarti perbandingan dua sampel atau lebih
tersebut dapat digenerlisasikan untuk seluruh populasi dimana sampel-sampel
diambil dengan taraf signifikan tertentu. Variabel penelitian yang digunakan
hanya 1 variabel seperti pada penelitian
deskriptif tetapi variabel tersebut berada pada populasi dan sampel yang
berbeda. Dapat pula pada populasi atau sampel yang sama tetapi pada waktu yang
berbeda. Komparasi dapat dilakukan antara 2 atau lebih sampel (k sampel).
Setiap komparasi tersebut, memiliki sampel yang berkorelasi dan sampel
independen (tidak berkorelasi).
Contoh sampel
berkorelasi adalah :
1. Perbandingan kinerja kayawan sebelum
dilatih dengan yang sudah dilatih.
2. Perbandingan penjualan produk sebelum
dan sesudah penerapan ISO
Sedangan Sampel
independen adalah :
1. Membandingkan kemampuan kerja lulusan
Politeknik dengan Brawijaya.
2. Membandingkan waste beton cast in situ
dan precast
Hipotesis Asosiatif, Pengujian
Hipotesis Asosiatif merupakan dugaan adanya hubungan antar variabel dalam
populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang
diambil dari populasi tersebut.Oleh karena itu perlu dihitung koefisien
korelasi antar variabel dalam sampel kemudian koefisien korelasi tersebut diuji
signifikannya. Dengan demikian uji hipotesis asosiatif adalah menguji koefisien
korelasi yang ada pada sampel untuk diberalakukan pada seluruh populasi.
Korelasi
merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel.
Arah dinyatakan dalam positif / negatif sedangkan kuat dinyatakan dalam
besarnya koefisien korelasi.
Sumber :
Edya Mudyahardjo. 1984.
Metode-metode Riset Sosial, IKIP Bandung.
Hadi, Sutrisno.
1981. Statistik. Yayasan penerbitan fakultas psikologi UGM. Yogyakarta
John, W Bes. 1982.
Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
Kartini Kartono.
1990. Pengantar Metode Riset Sosial, CV Mandar Maju, Bandung.
Supranto, J. 1986.
Statistika teori dan aplikasi. Erlangga. Jakarta.
http://ziazannititah-pawana.blogspot.com/2012/06/makalah-statistika-uji-hipotesis.html
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda